Misteri Cokelat adalah makanan terbaik
sekaligus terburuk; cokelat mengandung konotasi kemewahan dan hadiah,
sekaligus berlemak tinggi, tidak menyehatkan, buah "terlarang". Cokelat
memiliki ancaman serta godaan. Nakal tapi manis. Cokelat memang sangat
menggoda, aromanya yang khas, sensasinya saat meleleh di mulut, semuanya
terasa menyenangkan ! Tetapi seringkali kita diliputi rasa bersalah
karena dengan memakan cokelat akan menjadi gemuk. Benarkah demikian ?
Kabar baiknya, coklat tidak menggemukkan ! Begitu ungkap ahli gizi, Suzy
Ashton dan pakar kimia Dr. John Ashton dalam bukunya "Siapa Bilang
Cokelat Bikin Gemuk? Walaupun begitu, jangan bungah dulu, makan cokelat
pun ada aturannya agar badan tidak melar. John mengutip jurnal bergengsi American Journal Of Clinical Nutrition
menyebutkan bahwa cokelat rata-rata menyumbang hanya 0,7-1,4 dari total
asupan energi kita setiap harinya. Jadi, kita dapat melihat bahwa
konsumsi cokelat rata-rata seseorang tidak menjadi penyebab kelebihan
berat badan. Cokelat adalah makanan yang padat energi. Singkatnya, jika
kita banyak mengkonsumsi cokelat ukuran keluarga namun kita tidak
berolah raga, otomatis berat badan kita akan meningkat. Lantas bagaimana
cara kita mengetahui cokelat yang layak untuk dikonsumsi ? Penulis buku
ini menyarankan agar kita meneliti kemasan cokelat yang akan kita beli.
Bila dikemasan tersebut tertera bahan "minyak sayur", sebaiknya cokelat
tidak dibeli. Sebab cokelat yang demikian mengandung asam lemak trans
yang tinggi. Biasanya lemak itu terdapat dalam cokelat murahan yag
dibuat dengan asam terhidrogenasi sebagai pengganti mentega cocoa.
Jika kita nekat mengkonsumsi lemak trans yang terdapat pada minya sayur
itu akan menyebabkan tubuh menghasilkan kolesterol tipe atrogenik
tertentu yang disebut lipoprotein "a". kadar tinggi lipoprotein ini
dikaitkan dengan peningkatan resiko penyakit jantung dan arteri.
Selanjut, Seberapa banyak cokelat kita konsumsi yang baik bagi kesehatan
? Menurut John dan Suzy, 50 gram cokelat adalah jumlah maksimal yang
direkomendasikan setiap harinya. Dua atau tiga potong kecil cokelat
jumlahnya mendekati 10-12 g cokelat.
Sejarah.
Sementara
itu, merunut pada sejarah, cokelat telah dikaitkan dengan kenikmatan,
gairah, energi dan bahkan dapat meningkatkan daya seksual. Pada pesta
pernikahan zaman Aztek, sang pengantin menegak minuman cokelat sebelum
memasuki peraduan, mungkin cokelat bisa dianggap bentuk kuno Viagra
! Cokelat memang luar biasa, salah satu alasan mengapa kita menyukai
cokelat adalah karena cokelat memproduksi efek rasa gembira setelah kita
mulai memakannya. Hal ini dikarenakan cokelat mengandung phytokimia bernama feniletilamin (PEA). Senyawa ini termasuk didalam kelompok bahan kimia yang disebut endorphin . Bahan ini memiliki efek stimulasi pada otak. Saat dilepaskan ke dalam aliran darah, bahan kimia menyerupai endorphin akan meningkat suasana hati. Lalu terciptalah perasaan dan energi positip berupa eforia
hingga rasa bahagia. Sensasi kenikmatan yang dihasilkan cokelat
setidaknya setara dengan rasa bahagia yang ditimbulkan saat kita jatuh
cinta. Sebab, saat kita jatuh cinta, otak melepaskan zat kimia tertentu
yang bertanggung jawab terhadap rasa senang dan eforia yang kita
nikmati. Para ilmuwan kini telah menemukan bahwa cokelat mengandung
zat-zat kimia itu. Benar-benar sungguh dahsyat sang cokelat itu,bukan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar